Di era yang penuh perubahan dan sulit diprediksi ini, manusia merindukan hal-hal yang nyata dan dapat disentuh. Dari kerinduan ini lahirlah konsep “tanah” dan “re-naturalisasi bumi” yang memberikan pengaruh besar dalam dunia mode, menghadirkan perspektif desain yang beragam dan lintas disiplin. Alam kini bukan hanya sumber inspirasi, tetapi menjadi simbol koneksi mendalam antara jiwa dan lingkungan—sebagai respons atas pencarian terhadap hal-hal yang tidak dikenal, refleksi batin, dan perhatian terhadap isu keberlanjutan.
Tren SS26 dibagi menjadi tiga tema utama: “Pedesaan – Tanah Pertanian,” “Zen – Tanah Spiritualitas,” dan “Bawah Tanah – Tanah Perkotaan,” mencerminkan kerinduan akan hidup sederhana, pencarian ketenangan batin, serta interpretasi baru terhadap budaya urban. Pengolahan tanah di sini bukan hanya secara fisik, tapi juga perjalanan batin yang mendorong kita untuk menemukan kembali jati diri dan menciptakan hubungan yang lebih harmonis dengan alam.
Dalam arus desain yang mengutamakan kesederhanaan, tema “Pedesaan” menghadirkan estetika yang hangat, tulus, dan sarat nilai budaya, terinspirasi dari kehidupan desa. Fokus pada kerajinan tangan dan semi-handmade, di mana jejak produksi menjadi bagian dari keindahan, menjawab kebutuhan masyarakat akan gaya hidup lambat dan sentuhan yang autentik.
Fokus Material:
Renda, rajutan tangan, jacquard 3D, bordir Madura, benang loop, jaring rajut, bahan flocking dan burnout, aplikasi bordir, wool tweed kasar, teknik cut-out 3D, kain katun crinkle warna terang, katun/linen kanvas, brokat, poplin, kain dua sisi dengan cetakan 3D, pita jacquard bermotif etnik, tenunan patchwork dan pinggiran rumbai, serta bahan dari kertas dan kain daur ulang.
Sorotan Produk:
Dalam ritme kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, tema ini menekankan ketenangan dan refleksi diri. Gaya desain yang minimalis dan alami bertujuan menciptakan harmoni antara tubuh, pikiran, dan lingkungan. Pemilihan bahan lembut dan nyaman menghasilkan suasana meditatif yang menenangkan, sekaligus mendukung fungsi dan kenyamanan tubuh. Tren ini menjawab kebutuhan masyarakat akan penyembuhan emosional dan kesadaran diri, menjadikan mode sebagai sarana pencapaian kepuasan lahir dan batin.
Fokus Material:
Kain pria klasik, katun dan wool dingin, kain PK premium, bahan fungsional, nilon ringan berlapis lilin atau coating, jaring elastis, kain mikro lipit merata, tulle, organza dan sifon, poplin Shandong, bahan kulit sintetis, gabardin dan pelapis ringan, katun coating halus dengan efek bedak, nilon padat dan ringan, katun/sutra crinkle, satin, wool dingin dan garis-garis halus, katun berkerut, mohair dan linen ringan, viscose padat berkilau, campuran katun/viscose, crepe Maroko, bubble chiffon transparan, motif cetak tone-on-tone, sifon sutra, organza dan voile katun transparan.
Sorotan Produk:
Dalam konteks budaya urban yang beragam, tema ini menyatukan subkultur kota, elemen industri, dan gaya streetwear dalam pendekatan desain eksperimental. Penekanan pada performa tinggi dan desain dekonstruktif dengan pemanfaatan bahan teknis menciptakan estetika urban yang kuat. Penggunaan material berkelanjutan mencerminkan kesadaran generasi baru terhadap lingkungan dan gaya hidup.
Fokus Material:
Polyester daur ulang, nilon, neoprene, Kevlar® dan Cordura® kekuatan tinggi, Lycra jaring, kulit sintetis, bahan reflektif, denim efek usang, kontras mengkilap dan matte, detail logam, ukiran laser dan refleksi cahaya, aksesori resin plastik, payet cermin, paku keling, efek worn-out, rumbai berjumbai, label kolase, grafiti, tulle berkerut, kolase teks dan motif abstrak dinamis.
Sorotan Produk:
Referensi [Pameran Bahan Milano Unica Musim Semi/Musim Panas 2026 – Majalah digital Fashion Express]